Hari Senin tanggal 22 Februari 2011 bertepatan dengan tanggal 19 Rabiul awal 1431 H, MTs Negeri Lebaksiu Memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. Segenap guru, staff karyawan dan seluruh siswa-siswi MTs Negeri Lebaksiu bersama-sama di halaman Madrasah bersama-sama mendengarkan uraian hikmah peringatan maulid nabi.
Diawali dengan menyenandungkan barzanzi dan shalawat serta sambutan dari panitia dan sambuatan dari Bpk. Kepala Madrasah, kemudian dilanjutkan dengan uraian hikmah maulid nabi :
“Dan kami tidak mengutusmu (Muhammad) melainkan kepada segenap ummat manusia, sebagai pembawa berita dan pemberi peringatan. Tetapi kebanyaakan manusia tidak mengetahui” (Qs. Saba’:28)
“Sesungguhnya telah dating kepadamu seorang Rasul dari kaum-mu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min” (Qs. At Taubah: 128)
Muhammad Rasulullah saw. Dilahirkan di tengah-tengah keluarga Bani Hasyim di Makkah al Mukarramah di bulan Rabi’ul Awwal (musim bunga), pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal permulaan tahun dalam peristiwa gajah (al fiil); bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April tahun 571 M, dan empat puluh tahun setelah berkuasanya Kisra Anusyirwan di Parsi.
Beliau lahir diberi nama Muhammad (yang terpuji), ayahnya Abdullah (hamba Allah), ibunya Aminah (yang memberi rasa aman), kakeknya dipanggil Abdul Muthallib yang namanya adalah Syaibah (orang tua yang bijaksana).
Sementara bidan yang membantu ibunya melahirkan bernama Asy-Syifa’ (yang sempurna dan sehat) yang adalah ibu dari sahabat Abdurrahman bin ‘Auf R.Anhu. Perempuan yang menyusukan Muhammad adalah Halimah As-Sa’diyah (yang lapang dada dan mujur).
Semua nama-nama itu, sungguh telah mengisyaratkan keistimewaan berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW yang dipilihkan oleh Allah Azza wa Jalla. Makna nama-nama tersebut menurut para Ulama memiliki kaitan yang erat dengan keperibadian Nabi Muhammad SAW.
Keluarga Muhammad lazim disebut Bani Hasyim, yang dinisbatkan kepada Hasyim bin Abdi Manaf.. Di dalam tarikh (family tree), nasabnya amat jelas. MUHAMMAD bin Abdullahbin Abdul Muthalib (Syaibah) bin HASYIM (al Amru) bin Abdi Manaf (Mughirah) bin Qu shay (Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin FIHR (yang berlaqab Quraisy) bin Malik bin Nadhar bin Kina nah bin Khuzaimah bin M u’id bin Adnan.
Tradisi perayaan Mulid yang diselenggarakan di hampir semua masyarakat muslim sekarang ini bukan satu warisan dari Nabi Muhammad SAW sejak masa hayatnya. Peringatan ini, keputusan bijak ditetapkan Sultan Shalahuddin al Ayyubi yang memerintah Mesir dan Syiria pada tahun-tahun 564 – 589 M/1169-1193 H.
Berbagai pendapat telah berkembang tentang kebolehan, keutamaan, dan hikmah, bahkan penolakan, terhadap diadakannya peringatan Maulid Nabi SAW ini. Ada hal terpenting dalam peringatan Maulid Nabi, di antaranya memperkokoh keimanan kepada Allah dan Rasul SAW, melalui menanamkan pada diri generasi kecintaan kepada Nabi SAW, yang melahirkan ketaatan kepada Allah dan Rasulullah dengan mengikuti Sunnah Rasulullah SAW. Sehingga suri tauladan kehidupan (uswah hasanah) Muhammad SAW dapat diserap dalam pikiran dan perilaku mereka.
Untuk mengetahui lebih dalam sejarah tauladan Rasulullah dan para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum, tentulah diperlukan bahan referensi dalam mengajarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah dan Sunnah Rasulullah SAW ini. Rasulullah SAW pernah berpesan bahwa dua pusaka abadi yang beliau wariskan kepada ummatnya adalah Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Tradisi memperingati Maulid Nabi semestinya dirakit menjadi sebuah tradisi Islami yang sangat bermanfaat bagi kaum muslimin. Dalam acara-acara peringatan Maulid Nabi dapat didengarkan dan dihayati suri tauladan kehidupan Rasulullah.
Memperingati Maulid (kelahiran) Nabi Muhammad SAW, bermakna secara sadar menelusuri pekerti agung seorang terpilih. Jelas nasabnya, jujur, amanah, baik pekertinya, penyantun dan pemaaf (pengakuan Ja’far bin Abi Thalib dihadapan Raja Najasyi), sebagaiuswah hasanah (suri teladan baik), bagi setiap mukmin yang percaya kepada Allah dan hari akhir (QS.33,al-Ahzab:21), karena beliau diutus menjadi rahmat bagi seluruh alam(QS.21,al- Anbiya’:107).
Muhammad SAW, adalah seorang yang istimewa. Dia adalah Rasul Allah, pilihan diantara banyak rasul sebelumnya (QS.3,Ali Imran:144). Bahkan, menjadi penutup Nabi-Nabi(QS.33,al-Ahzab:40).
Makna hakiki dari memperingati Maulid Nabi SAW haruslah diinsyafi bukan sekedar seremonial keagamaan semata, namun hendaklah ditujukan kearah intropeksi total diri sendiri, guna meningkatkan kualitas hidup beragama, beribadah, dan bermasyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar